10 Film Slasher Modern yang Tidak Banyak Diketahui Orang (Part 1)



Genre Slasher adalah genre film yang cukup banyak digandrungi oleh penggemar film horor. Genre ini disebut sebagai film yang bertema Jagal menjagal. Merupakan sub-ragam dari film horor yang membuat sebuah plot klise tersendiri yang termasuk seorang pembunuh psikopat yang memburu dan membunuh korbannya dengan cara-cara yang brutal, seringnya dengan alat-alat tajam seperti pisau atau kapak. Terkenal dalam genre ini tokoh-tokoh seperti Jason, Freddy Krueger, Michael, atau pembunuh viral dari trilogi film Scream.




Di era modern genre ini mengalami sedikit penurunan. Sepak terjang perfilman Korea juga turut mempengaruhi berubahnya fokus pembuat film. Dari Korea sendiri cukup banyak film Slasher yang cukup baik seperti I Saw The Devil. Sebelumnya baik Hollywood maupun sineas dunia lainnya ternyata memproduksi juga beberapa film genre ini yang digarap dengan sangat apik namun kurang dikenal orang. Berikut adalah 10 di antaranya.





10.Lesson of the Evil (2012)

Film ini digambarkan sebagai percampuran antara si pembunuh serial Dexter dan film legendaris Battle Royale. Diarahkan sutradara spesialis thriller-gore Takashi Miike yang menghadirkan kengerian sangat mengganggu. Plotnya tentang seorang guru sekolah menengah yang populer menyusun rencana untuk mengatasi meningkatnya intimidasi dan perilaku buruk di antara para siswa. Maka kematian dan kekacauan menjadi jawabannya. Lesson of the Evil pada dasarnya adalah api yang membakar lambat menuju klimaks yang mengejutkan dan kejam. Ada banyak hal-hal tabu dan pertumpahan darah di fitur mengerikan ini. Tema sekitar sosiopat, tetapi dengan selera humor Miike yang khas.

Dari kisah nyata pembunuhan di Danau Bodom tahun 1960. Kapan saja film "berdasarkan kisah nyata" muncul dalam film horor, dapat dipahami bahwa hal itu akan disambut dengan skeptis. Dalam film Lake Bodom, penulis dan sutradara, Taneli Mustonen, menggunakan pembunuhan Danau Bodom  sebagai latar kisah.Satu kali, empat teman baru memutuskan untuk berkemah di lokasi pembunuhan tahun 1960. Pembunuhan yang mengguncang Finlandia itu  mereka rekonstruksi dari menit ke menit. Secara alami, segalanya menjadi kacau setelah malam tiba, dan pembunuhan sebenarnya dimulai. Berharap untuk menyelesaikan kasus, justru menjadi akhir hidup mereka.




Kebanyakan slasher membingkai narasi mereka melalui protagonis, yang paling sering adalah gadis terakhir yang masih hidup. Dream Home, mengambil rute yang lebih jarang dengan menunjukkan perspektif si pembunuh saat ia terdorong untuk membunuh. Cheng Li-sheung melakukan dua pekerjaan sekaligus untuk menabung agar bisa membeli flat mimpinya. Usahanya digagalkan di setiap kesempatan. Mulai dari kesehatan orang tuanya yang sakit hingga hambatan yang konsisten di bank. Cheng Li-sheung yang frustasi melakukan pembantaian terhadap mereka yang menyakiti hatinya. Diceritakan dalam format non-linear, Dream Home berkisah dengan apik.Meski syarat adegan dewasa, ini adalah penyegaran pada genre slasher berdarah.


Dari sineas Inggris dan Jerman, Severance  memamerkan kisah lucu di slasher ini. Sutradara Triangle and Black Death, Christopher Smith, mengemas humor ala kantoran, tentang tim penjualan yang bekerja untuk sebuah perusahaan senjata. Divisi penjualan sebuah perusahaan senjata militer memulai retret tim di pegunungan tetapi mendapati diri mereka dikepung oleh seorang pembunuh bertopeng sebagai gantinya. Selain dari mengharapkan beragam persenjataan yang tersedia bagi para karakter, penonton juga disuguhi orang-orang yang bisa menjadi sangat kejam. Itu artinya membunuh atau terbunuh dalam upaya melarikan diri.



6. Cold Prey (2006)

Baik Cold Prey maupun Cold Prey 2 harus dikategorikan genre slasher. Saat berseluncur salju di pegunungan, kecelakaan membuat Jannicke dan teman-temannya mencari perlindungan. Mereka menemukan sebuah motel ditinggalkan di dekatnya dan dengan cepat menyadari bahwa mereka telah terperangkap di dalam dengan seorang pembunuh gila. Cold Prey menyajikan potongan-potongan fantastis, suasana menyeramkan, dan ketegangan yang menggigit. Jannicke adalah karakter seorang gadis terakhir yang luar biasa mendapat simpati. Sekuelnya, Cold Prey 2, meminjam banyak inspirasi dari Halloween 2. Merupakan kelanjutan dari pertempuran Jannicke melawan Manusia Gunung yang mengancam.

Comments

Post a Comment