Big Game : Aksi Bocah 13 Tahun Menyelamatkan Presiden AS di Belantara
Setelah karyanya yang menjadi hit Rare Exports, sutradara Finlandia, Jalmari Helander telah pergi ke Hollywood. Tidak secara harfiah tetapi tentu saja untuk inspirasi, plot murahan yang ingin memadukan film aksi save-the-President yang selalu populer dengan gaya dan penghormatan pada film-film blockbuster tahun 80-an. Big Game berlatar di Finlandia, sebagian besar adegan diambil di Jerman dan menampilkan banyak pemain Finlandia.
Untuk memperingati ulang tahunnya yang ke 13, Oskari (Onni Tommila ) dikirim ke hutan selama 24 jam. Dia harus memanah seekor rusa untuk menjadi seorang laki-lak dewasa. Masalahnya Oskari yang hampir tidak bisa menarik tali busurnya dan dengan demikian menghadapi kemungkinan mempermalukan dirinya sendiri dan ayahnya yang kasar di depan orang-orang yang tegap dan berjanggut di komunitas itu. Tak ayal sang ayah pun membantu anaknya dengan menyediakan kepala rusa di puncak gunung.
Apa yang Oskari perlu lakukan hanyalah pergi ke gunung itu dan menmukan si rusa. Namun Oskari kecewa karena ia ingin melakukan sesuatu yang besar dan membanggakan. Bukan karena dibantu ayahnya. Dan itu datang dalam bentuk yang tidak terduga dari Presiden Amerika Serikat, Bill (Samuel L. Jackson) ketika Air Force One ditembak jatuh oleh teroris yang kemudian mengejarnya dengan berjalan kaki. Jadilah Oskari dan sang Presiden jatuh bangun diburu sejumlah teroris.
Seperti Rare Exports, Big Game memiliki lelucon yang buruk. Hal ini membuktikan bahwa Helander memiliki selera humor yang buruk. Aksi-aksinya pun nanggung dan terkesan hanya untuk membuat bocah Oskari terlihat menakjubkan. Banyak sekali adegan yang tidak masuk akal dan sangat konyol untuk ukran film aksi menyelamatkan pemimpin negara.
Pada satu titik, Oskari mengangkut Potus (kode nama Presiden AS) yang diselimuti selimut dengan motor gunung-nya (jiplakan adegan dalam E.T.), sementara Air Force One yang jatuh dan berkobar melalui pepohonan mengingatkan kecelakaan kereta di filmnya J.J.Abrams, The Beard, Super 8. Bahkan ada adegan pelarian di kotak freezer, yang mengingatkan aksi dalam Indiana Jones.
Yang patut dipuji adalah Helander sering mengambil waktu istirahat untuk bergaul dengan karakternya. Ia mengembangkan temanya di sekitar maskulinitas, ayah dan anak, kekuatan pribadi vs publik dan persahabatan. Justru saat orang-orang Pentagon (Felicity Huffman, Jim Broadbent, Ted Levine) mengatur strategi penyelamatan hanya menghentikan momentum. Dua penjahat utama, agen Dinas Rahasia, Moris (Ray Stevenson) dan "psikopat yang terlalu istimewa" Hazar (Mehmet Kurtulus), kurang dieksploitasi.
Tetap saja, senang melihat Jackson kehilangan ketenangannya. Biasanya sangat karismatik dan cakap, dia di sini berperan sebagai pengecut manja yang hampir tidak bisa mengikat tali sepatunya sendiri ... sampai dia belajar menembakkan senjata.
Comments
Post a Comment