Books of Blood : Curhat Para Roh Dalam Sayatan Tubuh Seorang Anak Indigo

                   




Sesosok anak muda yang misterius dengan wajah yang rusak dan kulit penuh bekas sayatan, menjadi korban penculikan. Banyak kolektor yang memesan jasa si penculik memiliki ketertarikan “tak biasa”, dan ia hanya menjalani pesanan saja. Apa yang dipesan oleh salah satu klien-nya kali ini adalah kulit utuh dari tubuh anak muda yang ia culik tersebut. Setelah mengikat korbannya pada sebuah meja khusus dan siap menguliti korbannya, sang penculik kemudian melihat dengan jelas bahwa bukan hanya pada wajah saja, tetapi sekujur tubuh anak muda tersebut penuh dengan kata-kata berbentuk tulisan dengan berbagai macam bentuk alfabet. Anak tersebut adalah “Kitab Darah”. Sang penculik yang penasaran menanyai korbannya untuk menceritakan tentang tulisan-tulisan pada tubuhnya. Dari sini, kita dibawa ke awal cerita ini melalui flashback.



Sayangnya untuk remake ini gagal mengikuti jejak Monsterland yang lebih unggul dalam hampir segala hal. Meskipun target pemirsa lebih sejalan dengan produksi AMC  Creepshow, koleksi kisah seram ini tidak pernah cukup jauh untuk kedua arah. Kata-kata terukir di bola mata, remaja yang menyesal dengan kegelapan yang tak terpadamkan dan sosok orang tua psikopat yang terlalu peduli membuat iblis menginginkannya. Ini bukanlah Amazing Stories, yang keren itu, bahkan tidak pernah mendekati  Lovecraft Country-nya HBO yang tidak memiliki nuansa dan juga kehilangan faktor wow apa pun.





Sebagian besar masalah berasal dari kurangnya orisinalitas. Meskipun Clive Barker telah menulis beberapa buku bagus, kepatuhan terhadap materi sumber pada film ini tidak begitu membantu siapa pun. Sutradara dan co-writer, Brannon Braga mungkin pernah terlibat dengan The Orville, 24 dan Star Trek: Next Generation, tetapi kualitas mereka jarang terlihat. Pertunjukan dari Anna Friel dan Britt Robertson cukup kuat tetapi tidak banyak yang bisa dikerjakan. Robertson terlihat bingung atau berlari tanpa arah sementara Friel jelas membutuhkan sedikit dorongan dalam aktingnya.







Demikian pula, Ravi Gavron yang telah tampil di Catch-22, Westworld dan A Star Is Born melakukan yang terbaik untuk menyelamatkan banyak hal, tetapi bahkan kinerja yang solid itu berkurang. Wisma tamu yang menyeramkan, fobia terhadap suara, dan operasi gaya rumahan mungkin menimbulkan ketakutan bagi sebagian orang, tetapi yang akan membuat takut kebanyakan orang adalah kurangnya atmosfer. Adaptasi ini tidak menawarkan apa pun yang berbahaya bahkan jika menyangkut jarum dan bola mata, sementara segala sesuatunya terasa terlalu terfragmentasi dan terlalu nyaman pada akhirnya.










Clive Barker adalah salah satu penulis novel yang sangat dikenal dalam genre horor. Walaupun nama Clive Barker sudah identik dengan horor, namun novel-novel yang ia sebenarnya cukup bervariatif, dieksplorasi dari mulai fabel untuk dewasa, cerita fantasi, hingga tentu saja, horor.  Dengan latar belakang seorang penulis novel yang memasuki dunia perfilman, ia mampu menelurkan beberapa film ternama. Salah satunya adalah Hellraiser (1987) yang diadaptasi dari novel karyanya sendiri berjudul The Hellbound Heart.  Ikon horor Pinhead dan pasukan Cenobite-nya ini, kemudian menjadi franchise. Tak hanya membuahkan satu ikon horor, film lainnya berjudul Candyman (1992) yang diadaptasi dari cerpen berjudul "The Forbidden", juga memperkenalkan ikon lainnya, yaitu sosok Candyman. Belum lagi beberapa film lainnya yang juga diadaptasi dari karya Clive Barker seperti Nightbreed (1990) dan Lord of Illusions (1995). Imajinasi  terbesar Barker adalah sebuah kumpulan cerpen berjudul Books of Blood yang dibagi ke dalam 6 volume buku yang pertama kali dirilis antara tahun 1984-1986




Rumah Tollington pada narasi awal dalam film ini, merupakan sebuah “jalur” dunia orang mati. Mereka yang sudah memiliki banyak kisah untuk diceritakan, dan mereka hanya ingin didengar. Roh-roh dari dunia kematian akhirnya memasuki dunia ini lewat Simon,si anak muda penuh sayatan. Para roh itu menceritakan kisahnya masing-masing lewat sayatan-sayatan tajam tanpa henti di atas tubuh Simon, sebuah buku hidup, kitab darah. Kisah-kisah yang mereka tuliskan pada tubuh Simon bisa ditemukan di cerpen-cerpen Clive Barker di dalam "Books of Blood" versi buku.

















Comments