7 Days in Entebbe : Penyanderaan Pesawat Air France yang Melibatkan 5 Negara




Entebbe (atau 7 Days in Entebbe di Amerika) adalah drama thriller  politis yang diangkat dari kisah nyata. Karya sutradara asli Brasil José Padilha yang ditulis oleh  Gregory Burke. Mengisahkan kembali Operasi Entebbe tahun 1976. Sebuah operasi counter-terrorist  yang memiliki misi utama membebaskan sandera yang ditawan teroris. Merupakan film keempat yang didasarkan dari kejadian Entebbe, setelah  Victory at Entebbe (1976) dan Raid on Entebbe (1977), serta sebuah film produksi Israel Operation Thunderbolt (1977).

The Campus : Kematian Berulang Gara-gara Kutuk Keturunan

Body of Sin : Dosa Besar Duo Penipu Hot dan Seksi


 Tahun 1976, dua warga Palestina dan dua orang Jermanmembajak pesawat Air France Flight 139 rute penerbangan Tel Aviv, Israel - Paris, Prancis yang melewati Athena,Yunani. Mereka menyandera para penumpang dan kru peswat di Entebbe. Menuntut tebusan uang senilai $5 juta untuk keselamatan penumpang. Mereka juga menuntut dibebaskannya 53 orang Palestina dan kelompok pro-militer Palestina , 40 di antaranya dipenjarakan di Israel. Saat segala jalur diplomasi gagal, pemerintah  Israel menyetujui sebuah operasi pembebasan sandera yang dipimpin IDF.

 Saat Kemelut Hati Dipadukan Kekerasan Terencana 

Pada zamannya, operasi militer Israel ke Entebbe, Uganda merupakan sesuatu yang menghebohkan. Pembajakan pesawat Air France bulan Juli 1976 ini difilmkan kembali dengan sebuah visi baru. Adalah sutradara  José Padilha , yang menahkodai serial  Netflix : Narcos, yang berkesempatan mengarahkan. Nama Padilha dikenal berkat film tentang pembajakan di Rio :Bus 174 yang menghadiahinya Golden Bear dalam Berlin Film Festival 2008 Golden Bear. Namanya juga semakin terkenal berkat drama kepolisian Elite Squad.


Black Water : Duet Van Damme-Lundgren Menghadapi Aksi Terorisme

Selain Padilha, 7 Days in Entebbe didukung barisan cast yang kuat. Duet Daniel Brühl dan Rosamund Pike sebagai warga Jerman yang radikal , serta script karya penulis  Black Watch: Gregory Burke. Seorang penulis yang meraih penghargaan melalui karyanya drama super-tense 71 (2014).

Avengers : Infinity War, Perang Masif Pertama Para Superheroes Marvel

THE HUMANITY BUREAU : Kisah Paska Kiamat Ala Nicolas Cage 

Kisah 7 hari drama pembajakan ini tidak berfokus pada aksi-aksi jagoan seperti Steven Seagal atau Harisson Ford. Drama dibangun dari berkecamuknya emosi setiap orang yang hari demi hari semakin menegangkan . Menarik bagaimana Padilha mengemukakan perdebatan ideologi di anatara para pembajak, serta para politisi Israel yang berkerja dan memiliki agenda masing-masing.Para karakter berdialog umumnya dalam bahasa Inggris, meski kadang para karakter berbicara dalam bahasa Prancis, Jerman dan Arab.


Baca Juga : Kisah Remaja Zaman Old di antara Masturbasi dan Politik

Tensi yang diharapkan semakin meningkat ketika situasi penyanderaan dalam peswat mencapai klimaks saat mendarat di bandara Entebbe airport. Adalah rencana pemerintah Israel untuk menyergap pesawat di bandara menjadi penyebabnya.Sebuah demontrasi naluri aksi yang dilakukan kedua belah pihak, pembajak dan tim penyelamat, yang akhirnya keluar dari jalur prosedural. Bisa diperhatikan bagaimana terjadi kesepakatan di belakang layar antara pembajak dan parlemen Israel. Dua pimpinan berpengaruh Israel, perdana menteri Yitzhak Rabin (Lior Ashkenazi)  dan  Menteri Pertahanan, Shimon Peres (Eddie Marsan ) ditampilkan dengan kuat. Bahkan make up Marsan membuatnya sangat mirip dengan Eddie Marzipan. Ada pula tokoh pemberontak Afrika, Idi Amin yang diperankan Nonso Anozie.


  Blumhouse's Truth or Dare : Bermain atau Mati?


 Baca Juga :Perjalanan Waktu Menuju Neraka

 Di balik semua ketegangan ada sesuatu yang menarik diselipkan sang sutradara. Keputusan yang nampak aneh, saat Padilha mengangkat seorang tentara Israel yang termotivasi oleh kekasihnya yang seorang penari. Sang kekasih tersebut diperankan Pina Bausch-yang sejatinya adalah seorang penari modern dance.  Sebagai sebuah drama penyanderaan yang didasarkan dari kisah nyata, kisah mental dan emosi sangat terangkat sepanjang durasi film ini dibanding aksi-aksi selayaknya  kebanyakan karya sineas Hollywood.

Comments