7 Fakta Unik : Ghost in The Shell (2017)
Anda sudah menonton karya terbaru Scarlett johansson : Ghost in the Shell. Jika sudah, mari simak beberapa fakta unik film action tersebut. Namun kalau belum, lebih baik Anda batalakan meneruskan membaca. Karena artikel ini akan dipenuhi spoiler.
1. Berasal Dari Manga
Merupakan film live action dari manga Jepang berjudul sama karya Masamune Shirow. Pertama kali diterbitkan tahun 1989, ”Ghost in the Shell’ kini telah memiliki 2 seri manga terbaru, yakni ”Ghost in the Shell 2: Man-Machine Interface” dan ”Ghost in the Shell 1.5: Human Error Processor”. Selain manga, ”Ghost in the Shell” juga telah diadaptasi ke dalam film, serial TV, dan tiga video game. Dalam versi film anime, ”Ghost in the Shell” merupakan salah satu anime dengan biaya pembuatan termahal sepanjang sejarah film animasi.
Dalam trailer ”Ghost in the Shell terutama pada adegan ”shelling”, sinematografinya dibuat semirip mungkin dengan versi anime-nya termasuk musik yang dalam latar merupakan original soundtrack dari ”Ghost in the Shell versi anime yang dirilis tahun 1995.
2. ANIME dan LIVE ACTION Berbeda
Tidak sama dengan seri anime, trailer film ”Ghost in the Shell” menunjukan para karakternya yang terlihat seperti robot berbeda dengan seri anime yang lebih terkesan seperti manusia namun sebenarnya mereka adalah robot, termasuk karakter utama dalam filmnya, Motoko Kusanagi. Dalam anime, karakter utamannya, Motoko Kusanagi, tidak pernah berkedip, menurut direktur ”Ghost in the Shell” Mamoru Oshii, tujuannya adalah untuk merepresentasikan bahwa si karakter utama merupakan robot.
3. Terinspirasi dari Buku
Judul ”Ghost in the Shell” sebenarnya terinspirasi dari buku bergenre psikologi filosofi tahun 1967 dengan judul ”The Ghost in the Machine” yang ditulis Arthur Koestler.
4. Latar Film Sama Dengan The Matrix
Meskipun ”Ghost in the Shell” berasal dari Jepang, ternyata latar tempat film tersebut bukanlah Jepang tetapi Hongkong versi masa depan. Film ”The Matrix” tahun 2000 mengambil beberapa adegan dari ”Ghost in the Shell” versi anime.
5. JOHANSSON bukan Pilihan Utama
Margot Robbie yang pertama ditawari peran sebagai Major. Sayangnya, ada perbedaan pandangan yang menyebabkan negoisasi menjadi gagal. Akhirnya peran itu jatuh kepada Scarlett Johansson. How lucky she is.
6. Peran Antagonis Disesuaikan
Awalnya skenario film merencanakan Major berhadapan dengan penjahat utama berjuluk Laughing Man, hacker jahat yang muncul di musim pertama Ghost in the Shell: Stand Alone Complex (2002). Pihak studio kemudian menggantinya dengan karakter , Hideo Kuze, musuh utama Major di season kedua. Sepertinya sutradara ingin sang villain lebih memiliki konflik pribadi dengan Major, mengingat sejarah mereka berdua di masa lalu.
.
1. Berasal Dari Manga
Merupakan film live action dari manga Jepang berjudul sama karya Masamune Shirow. Pertama kali diterbitkan tahun 1989, ”Ghost in the Shell’ kini telah memiliki 2 seri manga terbaru, yakni ”Ghost in the Shell 2: Man-Machine Interface” dan ”Ghost in the Shell 1.5: Human Error Processor”. Selain manga, ”Ghost in the Shell” juga telah diadaptasi ke dalam film, serial TV, dan tiga video game. Dalam versi film anime, ”Ghost in the Shell” merupakan salah satu anime dengan biaya pembuatan termahal sepanjang sejarah film animasi.
Dalam trailer ”Ghost in the Shell terutama pada adegan ”shelling”, sinematografinya dibuat semirip mungkin dengan versi anime-nya termasuk musik yang dalam latar merupakan original soundtrack dari ”Ghost in the Shell versi anime yang dirilis tahun 1995.
2. ANIME dan LIVE ACTION Berbeda
Tidak sama dengan seri anime, trailer film ”Ghost in the Shell” menunjukan para karakternya yang terlihat seperti robot berbeda dengan seri anime yang lebih terkesan seperti manusia namun sebenarnya mereka adalah robot, termasuk karakter utama dalam filmnya, Motoko Kusanagi. Dalam anime, karakter utamannya, Motoko Kusanagi, tidak pernah berkedip, menurut direktur ”Ghost in the Shell” Mamoru Oshii, tujuannya adalah untuk merepresentasikan bahwa si karakter utama merupakan robot.
3. Terinspirasi dari Buku
Judul ”Ghost in the Shell” sebenarnya terinspirasi dari buku bergenre psikologi filosofi tahun 1967 dengan judul ”The Ghost in the Machine” yang ditulis Arthur Koestler.
Meskipun ”Ghost in the Shell” berasal dari Jepang, ternyata latar tempat film tersebut bukanlah Jepang tetapi Hongkong versi masa depan. Film ”The Matrix” tahun 2000 mengambil beberapa adegan dari ”Ghost in the Shell” versi anime.
5. JOHANSSON bukan Pilihan Utama
Margot Robbie yang pertama ditawari peran sebagai Major. Sayangnya, ada perbedaan pandangan yang menyebabkan negoisasi menjadi gagal. Akhirnya peran itu jatuh kepada Scarlett Johansson. How lucky she is.
6. Peran Antagonis Disesuaikan
Awalnya skenario film merencanakan Major berhadapan dengan penjahat utama berjuluk Laughing Man, hacker jahat yang muncul di musim pertama Ghost in the Shell: Stand Alone Complex (2002). Pihak studio kemudian menggantinya dengan karakter , Hideo Kuze, musuh utama Major di season kedua. Sepertinya sutradara ingin sang villain lebih memiliki konflik pribadi dengan Major, mengingat sejarah mereka berdua di masa lalu.
.
7. Kontroversi Major
Film ini menjadi kontroversi ketika karakter Major Motoko Kusanagi (yang jelas jelas orang Jepang) digambarkan jadi bule, diperankan Scarlett Johansson. Hollywood pun dibanjiri protes melalui media online. April 2016 , Paramount Pictures merilis gambar perdana Johansson dengan kostum Major.Hal ini membuat para fans sejati manga merasa kecewa berat.
Comments
Post a Comment