Supercon : Komedi Satir Tentang Festival Penggemar Film
Supercon adalah nama sebuah event tahunan para maniak komik.
Diselenggarakan dari dan untuk fans, konvensi ini selalu mendatangkan
uang bagi mantan aktor cilik, Keith Mahar (Russell Peters). Sebagai
pengisi tetap acara ini, Mahar senantiasa memperoleh uang dari menjual
tanda tangannya kepada penggemarnya. Tersohor sebagai bintang dalam
acara TV 1980an membuat Mahar leluasa menjalankan bisnisnya.
The Bad Batch : Perseteruan Jason Momoa dan Jim Carrey Menghadapi Keanu Reeves Dalam Karya Sutradara India
Solo : A Star Wars Story, Sempalan Kisah Hidup Han Solo
Terminal : Komedi Seru Margot Robbie
Bad Samaritan : Maling Baik Hati Dikejar Psikopat Sadis
The Assassin's Code : Warisan Kejahatan yang Diterima Detektif Pemula
Mahar bergaul dengan sesama pengisi acara yang diandang sebelah mata alias D-listers, Matt (Ryan Kwanten), Brock (Brooks Braselman) dan Allison (Maggie Grace). Mereka berempat iri kepada bintang sesungguhnya Supercon yaitu Adam King (Clancy Brown), seorang veteran dari acara science fiction sejenis “Star Trek”. Dalam sebuah momen, Keith Mahar dan King terlibat pertikaian. Hal ini membuat manajer konvensi, Gil (Mike Epps), memisahkan Keith dan kelompoknya dari Supercon. Merasa sakit hati mereka lalu merencanakan sebuah ide gila : merampok Supercon.
Traffik : Reporter Sexy Menghadapi Kasus Penjualan Manusia
The Con is On : Komedi Kocak Para Penipu Ulung
Ocean's 8 : Adik Danny Ocean Mengumpulkan Pencuri Handal
Escape Plan 2 : Kembalinya Stallone Membobol Penjara Super Canggih
The Catcher Was A Spy : Pemain Baseball Merangkap Mata-mata
Supercon menawarkan sebuah basa basi mengenai budaya fans. Sulit juga membayangkan target penonton dari satir sakit jiwa ini. Karya sutradara Zak Knutson, yang juga berperan besar dalam sisi screenplay, film ini sungguh abai terhadap setting kisahnya. Para karakter seringkali diperkenalkan melalui sebungkus rasialisme, sensualisme atau homophobia yang menjijikan. Meski sebenarnya sang pengarah mempertunjukkan real joke. Berlaku untuk karakter heroes dan villains , dimana mereka dibangun dalam sebuah kesan pertama yang nyata-nyata vulgar .
Avengers : Infinity War, Perang Masif Pertama Para Superheroes Marvel
Night Eats the World : Sendirian Dikepung Zombie di Paris
Distorted : Teror di Apartemen Christina Ricci Penderita Bipolar
Knutson dapat dibilang telah mengabaikan sisi hiburan dari sebuah film dan bahkan terlalu memaksakan humor kamar mandi bertebaran dalam filmnya. Bisa jadi sang penulis script juga telah kehabisan selere humor dan terperangkap dalam isu ras, gender serta seksualisme. Namun yang paling mengganggu adalah pemilihan lokasi Supercon. Sebuah keputusan yang sangat fatal untuk sebuah film tentang fan festival.
Deadpool 2 : Membentuk Tim X Force Menghadapi Mutan Badass
The Last Man : Veteran Perang yang Mempersiapkan Hari Kiamat
The Follower : Penggemar Fanatik Meneror Artis Pujaannya
The Bad Batch : Perseteruan Jason Momoa dan Jim Carrey Menghadapi Keanu Reeves Dalam Karya Sutradara India
Solo : A Star Wars Story, Sempalan Kisah Hidup Han Solo
Terminal : Komedi Seru Margot Robbie
Bad Samaritan : Maling Baik Hati Dikejar Psikopat Sadis
The Assassin's Code : Warisan Kejahatan yang Diterima Detektif Pemula
Mahar bergaul dengan sesama pengisi acara yang diandang sebelah mata alias D-listers, Matt (Ryan Kwanten), Brock (Brooks Braselman) dan Allison (Maggie Grace). Mereka berempat iri kepada bintang sesungguhnya Supercon yaitu Adam King (Clancy Brown), seorang veteran dari acara science fiction sejenis “Star Trek”. Dalam sebuah momen, Keith Mahar dan King terlibat pertikaian. Hal ini membuat manajer konvensi, Gil (Mike Epps), memisahkan Keith dan kelompoknya dari Supercon. Merasa sakit hati mereka lalu merencanakan sebuah ide gila : merampok Supercon.
Traffik : Reporter Sexy Menghadapi Kasus Penjualan Manusia
The Con is On : Komedi Kocak Para Penipu Ulung
Ocean's 8 : Adik Danny Ocean Mengumpulkan Pencuri Handal
Escape Plan 2 : Kembalinya Stallone Membobol Penjara Super Canggih
The Catcher Was A Spy : Pemain Baseball Merangkap Mata-mata
Supercon menawarkan sebuah basa basi mengenai budaya fans. Sulit juga membayangkan target penonton dari satir sakit jiwa ini. Karya sutradara Zak Knutson, yang juga berperan besar dalam sisi screenplay, film ini sungguh abai terhadap setting kisahnya. Para karakter seringkali diperkenalkan melalui sebungkus rasialisme, sensualisme atau homophobia yang menjijikan. Meski sebenarnya sang pengarah mempertunjukkan real joke. Berlaku untuk karakter heroes dan villains , dimana mereka dibangun dalam sebuah kesan pertama yang nyata-nyata vulgar .
Avengers : Infinity War, Perang Masif Pertama Para Superheroes Marvel
Night Eats the World : Sendirian Dikepung Zombie di Paris
Distorted : Teror di Apartemen Christina Ricci Penderita Bipolar
Knutson dapat dibilang telah mengabaikan sisi hiburan dari sebuah film dan bahkan terlalu memaksakan humor kamar mandi bertebaran dalam filmnya. Bisa jadi sang penulis script juga telah kehabisan selere humor dan terperangkap dalam isu ras, gender serta seksualisme. Namun yang paling mengganggu adalah pemilihan lokasi Supercon. Sebuah keputusan yang sangat fatal untuk sebuah film tentang fan festival.
Deadpool 2 : Membentuk Tim X Force Menghadapi Mutan Badass
The Last Man : Veteran Perang yang Mempersiapkan Hari Kiamat
The Follower : Penggemar Fanatik Meneror Artis Pujaannya
Comments
Post a Comment